Sabtu, 08 Oktober 2016

Tugas Ilmu Budaya Dasar : Tokoh Pewayangan


KUNTI

Kunti adalah anak perempuan dari Raja Surasena dari Wangsa Yadawa, ketika masih bayi ia diberi nama Pritha. Ia merupakan adik Basudewa, ayah Kresna. Kemudian ia diadopsi oleh Raja Kuntiboja yang tidak memiliki anak, dan semenjak itu ia diberi nama Kunti.
Pada saat Kunti masih muda, ia diberkahi sebuah mantra sakti oleh Resi Durwasa agar mampu memanggil Dewa ataupun Dewi sesuai dengan yang dikehendakinya. Pada suatu hari, Kunti penasaran dengan anugerah tersebut, ia ingin mencoba memanggil salah satu Dewa, yaitu Surya. Dewa Surya yang merasa terpanggil mendatangi Kunti dan bertanya kepada Kunti apa yang diinginkannya sehingga memanggil-Ku kesini. Kunti hanya mencoba tanpa memiliki keinginan tertentu, akhirnya Kunti menyuruh sang Dewa untuk kembali ke kediamannya. Namun, karena Kunti sudah memanggil Dewa tersebut agar dating ke bumi lalu ia tidak menginginkan apapun. Sang Dewapun memberikan seorang putra kepada Kunti.
Sungguh bingung hati Kunti, tidak ingin memiliki putra semasih muda. Terlebih lagi Kunti belum memiliki seorang suami, apa yang akan dikatakan orang-orang tentanya kelak jika ia mengasuh seorang anak padahal ia belum menikah. Maka iapun memasukkan anak tersebut ke dalam keranjang dan menghanyutkannya di sungai Aswa. Kemudian putra tersebut dipungut oleh seorang kusir di keraton Hastinapura yang bernama Adirata. Anak tersebut diberi nama Karna.
Beberapa waktu berlalu, akhirnya Kunti menikah dengan Pandu, seorang raja di Hastinapura, dalam sebuah sayembara. Pandu juga menikahi Madri sebagai istri kedua, namun Pandu tidak mampu memiliki anak karena kutukan yang diterimanya. Asal mula kutukan itu ialah ketika berburu di hutan, tanpa sengaja Pandu memanah seorang resi bernama Kindama yang sedang bersenggama dalam wujud rusa. Atas perbuatan tersebut, sang resi mengutuk Pandu agar kelak ia meninggal saat bersenggama dengan wanita. Maka dari itu, Pandu tidak bisa memiliki anak dengan cara bersenggama dengan istrinya. Dengan kecewa, Pandu meninggalkan hutan bersama istrinya dan hidup seperti pertapa.setelah membunuh Resi Kindama tanpa sengaja.
Demi menebus kesalahannya, Pandu dan kedua istrinya hidup di hutan sebagai pertapa. Di sana, Kunti mengeluarkan mantra rahasianya. Ia memanggil tiga dewa dan meminta tiga putra dari mereka. Putra pertama diberi nama Yudistira dari Dewa Yama (atau Dewa Dharma), yang kedua bernama Bima dari Dewa Bayu, dan yang terakhir bernama Arjuna dari Dewa Indra. Demi menjaga perasaan istri kedua Pandu, maka Kunti mengajarkan mantra tersebut kepada Madri. Madri memangil Dewa Aswin dan menerima putra kembar, yang diberi nama Nakula dan Sadewa. Kelima putra Pandu tersebut dikenal dengan nama Pandawa.
 Suatu ketika Pandu dan istrinya, Madri pergi bersama ke sebuah taman di dalam hutan disana mereka saling bercengkrama, namun lama kelamaan hawa nafsu mengelilingi mereka sehingga mereka berdua lupa dengan kutukan yang diberikan oleh Resi Kindama. Setelah kematian Pandu dan Madri, Kunti mengasuh kelima putra tersebut sendirian. Sesuai dengan amanat Madri, Kunti berjanji akan memperlakukan Nakula dan Sadewa seperti putranya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, kelima anak Kunti mulai beranjak dewasa. Dikarenakan suatu masalah, akhirnya pandawa melarikan ke dalam hutan belantara. Selama bertahun tahun mereka tinggal dan hidup hutan. Suatu hari Pandawa lima yang melarikan diri ke rimba mengetahui akan diadakan sayembara di Kerajaan Panchala dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahkan putri Raja Panchala (Drupada) yang bernama Panchali atau Dropadi. Arjuna yang ahli dalam memanah pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya. Merekapun kembali ke rumah dengan membawa hadiah yang didapatnya ketika sayembara yaitu Dropadi. Bima dan Arjuna berkata kepada ibunya ketika ibunya tengah memasak, "Ibu, kami membawa sedekah yang terbaik!"  Kunti menjawab tanpa melihat, "Bagilah sama rata kepada saudaramu, Nak." Karena perkataan ibunya. Pancali pun bersuamikan lima orang.
          Setelah pertempuran besar di Kurukshetra berkecamuk dan usianya sudah sangat tua, Kunti pergi ke hutan bersama dengan ipar-iparnya yang lain seperti Dretarastra, Widura, dan Gandari untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Mereka menyerahkan kerajaan kepada Yudistira. Di dalam hutan, Kunti dan yang lainnya terbakar oleh api suci mereka sendiri dan wafat di sana.
          Kunti adalah contoh ibu yang baik dalam mendidik anak-anaknya. Semua anak-anaknya dibesarkan dengan baik sehingga memiliki kekuatan yang hebat dan salah satu anaknyapun juga menjadi raja. Namun, sebaik-baiknya Kunti tetap saja ia melakukan kesalahan seperti kecerobohannya semasa muda ketika memanggil Dewa dan keputusannya yang terlalu gegabah ketika Arjuna menang dalam sayembara.
          Kisah Kunti juga tercantum dalam Bhagawatapurana, dan di sana ia muncul sebagai narator untuk suatu devosi Hindu yang dikenal dengan istilah Bhaktiyoga.
Tak ada gading yang tak retak. Sekian.


sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kunti
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUd_KMjWym-dQWuWdoFtIPrV5CK_YPSY3I2dJgzABDeqPyV_u0Ml_uUkiQnJelOZE0EX2QR_VnUPHGQr0rRYnHVV_MjvVbYZFomCJpdqxfIXip7tg84p796Gn3sVAIf3rLLHVNAruDxRZA/s1600/kunti.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembiayaan Usaha Baru

         Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah ...